Di antara banyak model yang ada dalam penelitian kualitatif, yang dikenal di Indonesia adalah penelitian naturklistic. Penelitian kualitatif biasa dilawankan dengan penelitian kuantitaif dengan alasan bahwa dalam kegiatan ini peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya. Namun demikian tidak berarti bahwa dalam penelitian kualitatif ini peneliti tidak diperbolehkan mempergunakan angka. Dalam hal-hal tertentu, misalnya menyebutkan jumlah anggota keluarga, banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk belanja sehari-hari ketika menggambarkan kondisi sebuah keluarga, tentu saja bias. Yang tidak tepat adalah apabila dalam mengumpulkan data dan penafsirannya peneliti menggunakan rumus-rumus statistik.
Nama yang dibicarakan ini disebut “kualitatif naturalistik”. Istilah “naturalistik” menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian ini memang terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, m,enekankan pada deskripsi secara alami. Pengambilan data ataupun jaringan fenomena dilakukan dari keadaan yang sewajarnya ini dikenal dengan sebutan “pengambilan data secara alami atau natural”. Dengan sifatnya ini maka dituntut keterlibatan penelitian secara langsung dilapangan.
Penelitian kualitatif
1. Kejelasan unsur : subjek sample, sumber data tidak mantap dan rinci, masih fleksibel, timbul dan berkembangnya sambil jalan (emergent)
2. Langkah penelitian : baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai.
3. Tidak dapat menggunakan pendekatan populasi dan sample. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sample. Istilah yang ndigunakan adalah setting. Hasil penelitian hanya berlaku bagi setting yang bersangkutan.
4. Hipoteris : tidak menggunakan hipotesis yang sebelumnya, tetapi dapat lahir selama penelitian berlangsung dan hasil poenelitian terbuka.
5. Desain : desain penelitiannya adalah fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya.
6. Pengumpulan data : kegiatan pengumpulan data selalu harus dilakukan sendiri oleh peneliti.
7. Analisis data dilakukan bersama dengan pengumpulan data.
Ciri-ciri penelitian kualitatif.
1. Menjadikan tatanan alami sebagai sumber data dan peneliti itu sendiri menjadi instrument kuncinya.
Kunci keberhasilan penelitian terletak pada pemahaman peneliti pada konteks suatau peristiwa atau gejala
2. Bersifat deskriptif
Penelitian kualitatif hanya bersifat mendeskripsikan makna data atau fenomena yang dapat ditangkap oleh peneliti, dengan menunjukkan bukti-buktinya. Pemaknaan terhadap fenomena itu dapat bergantung pada kemampuan dan ketajaman peneliti dalam menganalisisnya. Dalam melakukan analisis itu peneliti mengajukan pertanyaan yang bersifat radikal, sehingga pemaknaan terhadap suatu gejala saja, dalam deskripsi yang dibuatnya, bersifat luas, dan tajam.
3. Penelitian kualitatif memperdulikan proses, bukan hasil atau produk.
Berbeda dengan umumnya penelitian, terutama penelitian kuantitaif yang memperdulikan produk atau hasil, dalam penelitian kualitatif keperduliannya adalah pada proses, seperti interksi tertentu. Oleh sebab itu, dalam penelitian kualitatif pertanyaan yang diajukan lebih bersifat radikal, seperti mengapa terjadi perkelahian antar pelajar? Untuk memperoleh jawaban itu melalui penelitian, tertu diperlukan analisis yang luas, kompleks, dan mendalam ; baik dari sudut anak itu sendiri, keluaganya, hubungannya dengan guru, prestasi belajar, hubungan dengan teman sebaya, dan sebagainya.
4. Analisis datanya bersifat induktif
Penelitian kualitatif tidak berupaya mencari bukti-bukti untuk pengujian hipotesis yang diturunkan dari teori, seperti halnya dalam pendekatan kualitatif. Akan tetapi, peneliti berngkat ke lapangan untuk mengumpulkan berbgai bukti melalui penelaahan terhadap fenomena, dan berdasarkan hasil penelaahan itu dia merumuskan teori. jadi, penelitian kualitatif bersifat dari bawah ke atas (bottom-up). Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif teori yang dirumuskan disebut dengan teori yang diangkat dari dasar atau grounded theory. Meskipun demikian, bukan berarti peneliti berngkat ke lapangan tanpa pegangan atau perencanaan. Sebab bila demikian, maka data yang dikumpulkan menjadi tidak terencana dan tidak terorganisasi. Unutk itu, sebagai pegangan peneliti dalam mengumpulkan data dari lapangan, biasanya dia memiliki kerangka kerja atau kerangka acuan yang bersifat asumsi teoritis sebagai pengorganisasi kegiatan pengumpulan data.
5. Keperdulian utama penelitian kualitatif adalah pada “makna”.
Dalam penelitian kualitatif, keikut sertaan peneliti dalam suatu proses atau interaksi dengan tatanan (setting) yang menjadi objek penelitiannya merupakan salah satu kunci keberhasilan. Dalam keikutsertaan itu peneliti tidak menangkap makna sesuatu dari sudut pandangnya sendiri sebagai orang luar, tetapi dari pandangan dia sebagai subjek yang ikut serta dalam proses dan interaksi tersebut. Sebagai contoh, dalam meneliti sebab-sebab munculnya kenakalan remaja, pada saat peneliti mengumpulkan bukti-bukti tentang hubungtan anak dengan orangtua, maka disatu pihak dia membuat pemaknaan fenomena dari sudut pandang anak, dan juga dari susut pandang orang tua. Dengan demikian pemaknaan yang dibuat akan lebih berarti dalam mengungkap gejala tersebut.
Sekurang-kurangnya ada empat dasar filosofis yang berpengaruh dalam penelitian kualitatif, yaitu sevagai berikut :
1. fenomenologis; yang berpendapat bahwa kebenaran sesuatu itu dapat diperoleh dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti.
2. interaksi simbolik, yang merupakan dasar kajian social yang sangat berpengaruh dan digunakan dalam penelitian kualitatif.
3. kebudayaan sebagai sesuatu yang merupakan hasil budi daya manusia yang mewujud dalam tingkah laku atau benda, bahasa, symbol, dan lain-lain.
4. antropologi yaitu dasar filosofis yang focus pembahasannya berkaitan erat dengan kegiatan manusia, baik secara normative maupun histories.
0 komentar:
Posting Komentar