Historisitas Primordial Aufklarung, terjadi saat dimana sebuah momentum yang didalamnya mengandung variable-variabel rayon ini harus terbentuk, dengan berbagai legitimasi administratif, kondisi social yang lebih mengacu pada sisi akademik, tuntutan maksimalisi dari proses pengkaderan sampai masuk pada wilayah politis. Rayon Aufklarung pertama kali berdiri pada awal tahun 2006, saat itu masih bertempat di Maguwo, dimana fakultas sains dan teknologi masih aktif perkuliahan di daerah sana, yang memungkinkan para kadernya mudah untuk menjangkau dalam berbagai kegiatan PMII. Meski hal ini sedikit mengandung sisi negatif, yaitu terpisahnya rayon PMII fakultas sains dan teknologi dari rayon-rayon fakultas yang lain, kendala trasportasi kader-kader, dan jauh dari atmosfer heroik pergerakan, namun tetap dengan berbagai pertimbangan rayon untuk sementara itu disepakati oleh para founding father kita didaerah Maguwo.
Saat itu masih lahir dua angkatan korp, yakni korp Norak ’04 dan korp Pythagoras ’05. Merekalah yang menjadi rahim dari lahirnya rayon PMII fakultas sains dan teknologi ini. Dengan bermodalkan semangat dan keyakinan akan sebuah perjuangan yang mendarah daging dalam diri mereka, alhamdulillah! Rayon ini sekarang megalami sebuah metamorfosa kader- kader liberal yang begitu pesat, yang berideologikan islam, humanis, toleran, pluralis, dan tidak memaknai islam sebagai agama yang sempit untuk umatnya sendiri.
Penamaan rayon fakultas sains dan Teknologi ini, baru tercetus pada saat dua kepengurusan pertama, yakni saat korp Pythagoras angkatan tahun 2005 menjabat sebagai pengurus rayon, dimana nama Aufklarung menjadi pilihan dengan berbagai landasan filosofis dan historis. Makna dari nama Aufklarung itu sendiri adalah pencerahan, penerangan, bahkan lebih fundamental lagi adalah sebuah kebangkitan yang diambil dari referensi sejarah kebangkitan Eropa saat itu yang sempat mengalami apa yang disebut dengan era The Dark Age. Nama ini diambil dengan harapan bahwa kader-kader PMII Fakultas Sains dan Teknologi dapat mengambil semangat besar dari revolusi intelektual Eropa pada saat itu, yang lebih dominant terkungkung oleh hegemoni gereja dan doktrin agama yang fatalistik dan lebih mengesampingkan rasionalitas dari pada keyakinan, yang pada tataran hirarki pengetahuan menurut Plato, seorang filsuf pencerahan Eropa, adalah sebuah nalar pada tingkat yang paling rendah dibandingkan dengan rasionalitas akal.
Kepengurusan rayon saat ini, dengan masa khitmad 2009/2010, sedang diduduki oleh korp Galaksi’07 (Gerakan Laskar Kritis Sains Islam), satu angkatan dibawah korp Atom’06, dengan mempunyai empat warga korp yang harus di ayomi dan diproses dengan masing-masing ketua korpnya yakni; Norak’04 Haris sebagai ketuanya, Pythagoras’05 dengan Darul Watoni Ray sebagai ketuanya, Atom’06 dengan Eko Haryono sebagai ketuanya dan korp Helium’08 dengan Cecep A Fikri sebagai ketuanya. Korp terakhir yang disebutkan diatas lahir dengan sebuah proses penyatuan dua korp (Rumus dan Genius) yang lahir pada tahun yang bersamaan, proses integrasi dua korp yang semi-perfect dan saling berkomplementer. Dan saat ini kader-kadermya menjadi bibit utama yang akan meretas menjadi pemuda-pemuda bangsa dan kompanero-kompanero sekaligus gerilyawan. Aktivis-aktivis yang mempunyai kapasitas intelektual yang juga terjun langsung menjadi praktisi the agent of cange of the world.
Rayon PMII Fakultas Sains dan Teknologi ini, dominan mencetak kader-kader yang mempunyai “background” sains dengan nalar-nalar sistematik, mainseting berfikir yang terencana dan berpikiran progresif jauh ke depan. Kader-kader yang ada merupakan para pemikir teknologi yang bertitik tumpu pada rasionalitas pengkajian ilmiah. Dengan berproses di PMII, kader-kader akan sedikit menyentuh three integration antara teknologi, agama dan social, bukan hanya secara disiplin ilmu pengetahuan, melainkan militan disetiap jenjang kehidupan, yang nantinya akan terjun langsung dalam dunia the real live of people. Mereka adalah seorang saintis yang akan menjadi aktor penting dalam setiap perkembangan teknologi, dan dengan sedikit sentuhan intisari dari agama islam, mereka akan mencoba mewujudkan segalanya ke dalam tatanan sosial yang penuh gelombang dan sekelumit pergesekan yang tidak pernah pasif layaknya kerangka teori-teori atau konsep yang berada dalam dunia sains. Apa jadinya jika metamorfosa ini terpadukan dan mampu terbedakan antara yang pasif dan dinamis, antara teori dan praksis, yang semua mempunyai detail-detail dan proporsi sendiri-sendiri dalam temporal yang mungkin tidak bisa dikatakan sebentar. Mungkin, inilah yang dinamakan dengan The Great Exploition of Aufklarung, dimana suatu masa dari creative-minority yang bergerak bebas dan mencari sebuah bentuk proses yang paling sempurna namun tidak bisa kita katakan sebagai hasil.
Dalam merangkul semua kader yang ada, Aufklarung untuk tahun ini mempunyai empat devisi yaitu; pertama, Departement Intelektual dan Pengkaderan, yang lebih exist diwilayah individuasi intelektual kader dan proses kaderisasi, kedua, Departement Ekonomi yang mengacu pada pengembangan financial rayon, ketiga, Departement Advokasi dan Jaringan, dan yang keempat, Departement Cyber Space yang akan meretaskan potensi-potensi kader dalam kecenderungannya masing-masing. Selain itu terdapat BSOR (Badan Semi Otonomi Rayon) MRT (Manajemen RumahTangga) dan BSOR Manifesto, yang keduanya focus mengurusi kemakmuran warga rayon dan diwilayah jurnalistik. Yang terakhir adalah DPW PRM Fakultas Sains dan Teknologi yang memproses kader yang lebih cenderung mempunyai nalar-nalar politis.
Rayon adalah sebuah sentral gerakan dan sentral gagasan, survive atau tidaknya rayon adalah sejauh mana kesadaran yang meretas pada kader-kadernya, lebih-lebih pengurus yang ada didalamnya, yang bukan saatnya lagi untuk manja, melainkan saatnya untuk memanjakan kader dengan totalitas yang tak pernah pudar dibalik puing-puing keletihan dan kelelahan sembari untuk merekalah kita ada dan hidup di perahu yang didalamnya terdapat nahkoda dengan para pegawainya yang akan membawa jutaan anak kapal menuju gerbang pencerahan dalam logika yang tak menawarkan sebuah wujud hasil, melainkan semu namun kita berada dalam dua bayangan hasrat manusia antara puas dan haus.
0 komentar:
Posting Komentar